Masang365 – Setiap orang pasti pernah merasakan sensasi aneh yang di kenal sebagai “deja vu“.
Saat mengalami deja vu, kita merasa seolah-olah telah mengalami suatu peristiwa atau situasi sebelumnya. Meskipun sebenarnya hal tersebut adalah pengalaman pertama kita. Fenomena ini telah membingungkan manusia selama bertahun-tahun dan masih belum sepenuhnya dipahami. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi fenomena deja vu. Mempelajari beberapa teori yang ada, dan mencoba menjawab beberapa pertanyaan yang sering muncul tentang fenomena misterius ini.
Apa itu DejaVu? Dejavu berasal dari bahasa Prancis yang berarti “pernah melihat”. Ini menggambarkan sensasi atau perasaan yang muncul saat kita merasa telah mengalami suatu kejadian sebelumnya. Meskipun secara logis itu tidak mungkin terjadi. Dejavu bisa melibatkan pengalaman visual, emosional, atau situasional yang di rasakan begitu akrab dan di kenal.
Ketika mengalami dejavu, beberapa hal umum yang sering di alami adalah perasaan yang kuat dan tiba-tiba bahwa kita telah melihat atau menjalani suatu momen sebelumnya.
Pengalaman ini seringkali sangat singkat, hanya berlangsung beberapa detik, dan bisa terjadi dalam berbagai situasi, seperti ketika mengunjungi tempat baru, berbicara dengan orang yang belum pernah kita temui sebelumnya, atau melakukan kegiatan sehari-hari.
Penjelasan Ilmiah Meskipun fenomena ini masih menjadi misteri, beberapa teori telah di ajukan untuk mencoba menjelaskan deja vu. Salah satu teori adalah gangguan dalam fungsi memori. Menurut teori ini, saat informasi baru masuk ke otak, ada kemungkinan terjadinya gangguan pada mekanisme pengolahan memori yang mengakibatkan informasi tersebut terlebih dahulu di simpan dalam memori jangka pendek sebelum di alihkan ke memori jangka panjang. Akibatnya, ketika informasi tersebut akhirnya mencapai memori jangka panjang, kita merasa seolah-olah kita sudah mengalaminya sebelumnya.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa dejavu dapat terkait dengan aktivitas yang tidak sinkron antara dua bagian otak yang bertanggung jawab untuk memproses dan menyimpan informasi. Ketika terjadi ketidaksinkronan ini, sinyal-sinyal dari otak yang memproses informasi baru mungkin mencapai otak yang bertanggung jawab untuk menyimpan ingatan sebelumnya, menghasilkan sensasi deja vu.
Aspek Neurologis: Studi menggunakan teknologi pemindaian otak seperti fMRI telah memberikan wawasan lebih lanjut tentang dejavu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa deja vu terkait dengan aktivitas yang meningkat di daerah otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemrosesan memori, seperti hipokampus dan korteks prefrontal.